2020/02/02

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat orang-orang bahagia di luar sana dan sangat tersentuh saat ada yang masih harus bekerja. Semoga berkah.

Hampir 1 bulan dunia saya berubah saya pikir saya akan menjadi gila ternyata tidak semudah itu, sejauh ini saya baik-baik saja masih bisa berpikir normal dan menjalankan aktifitas seperti biasa meskipun ada beberapa bagian yang terkadang membuat saya susah mengontrol diri sendiri. Tapi tidak apa, saya sedang menikmati hidup saya sekarang ini dengan apa adanya. 

Sebagai manusia biasa yang juga butuh seseorang kali ini saya ingin mencurahkan tentang sesuatu yang mana saya sangat ingin ditemani dalam keadaan apapun, seperti pergi makan misalnya. Sayang, keinginan menyendiri lebih besar meskipun sangat ingin ada yang menemani.  Setelah ditinggalkan untuk hal yang menyakitkan saya kembali menata semuanya kembali terlebih ketika saya lupa bagaimana caranya bahagia, bagaimana caranya menikmati setiap harinya setelah melakukan aktivitas yang cukup melelahkan. 

Memulai dari awal kembali tentunya sangat menguras pikiran dan energi, ya saya memulai kembali dari titik 0 untuk bisa mencintai dan berdamai dengan diri sendiri. Setelah banyak hal yang saya lewati setahun belakangan ini dimana saya sudah sangat jauh meninggalkan diri saya, kini saya kembali memanggilnya meminta maaf karena pernah saya acuhkan.  

Pada akhirnya saya merasa tidak apa menjadi sendiri toh saya punya diri saya sendiri untuk saya aja berkompromi. 
Masih akan panjang perjalanan ini tapi kali ini biarkan saya menikmatinya saya ingin belajar dan lebih memahami diri saya sendiri karena kalaupun nanti saya berpulang saksi hidup saya ya diri saya sendiri :)

2019/03/31

Memeluk Diri Sendiri

Ada yang bilang bahwa hidup sendiri menyenangkan karena tidak perlu memikirkan banyak hal.
Ada juga yang bilang bahwa hidup bersama orang lain begitu menyenangkan karena bisa berbagi satu sama lain.

Tulisan ini dibuat untuk diri sendiri dan mungkin untuk kamu yang sedang merasakan hal yang sama. 
Tidak ada yang lebih menyakitkan disaat masalah bertubi-tubi menghampirimu, tidak ada yang bisa kau ajak diskusi atau sekedar mendengarkan bahkan dirimu sendiri juga tidak menginginkannya. Tidak apa, teruslah semangat setiap harinya meski kau ingin menyerah dengan banyak percobaan yang kau lakukan.

Banyak yang kau harapkan tetapi semuanya tidak terjadi sesuai inginmu, ingin kau dimengerti tapi kau tidak mendapatkannya. Tak apa, karena sejatinya kita juga akan berpulang sendiri tanpa siapapun.

Apakah sekarang jantungmu berdegup kencang dan nafasmu tak bisa kau kontrol? Tak apa, rasakan saja sebab setiap kesakitan itu akan dijadikan kebahagiaan nantinya. Percayalah.

Kau ingin dipeluk, kau ingin menangis, kau ingin berkeluh tapi kau tidak tahu akan kemana. Lihat, dirimu sendiri siap untuk menerimanya. Setidaknya jika semua orang yang kau harapkan tidak akan peduli maka jangan kau hukum dirimu dengan mengutuk dirimu sendiri.

Kelak, kau pasti akan bahagia dengan semua ini. Jalani saja, rasakan saja. Sebab semuanya akan kau lewati dengan segera.

Untuk aku, kamu dan semua yang sedang merasakan hal ini kamu harus tetap ada dan berjuang, setidaknya berjuanglah untuk dirimu sendiri agar tidak meninggalkan orang lain nantinya dengan kesusahan.

Kamu pasti melewatinya.

2018/11/25

Dalam Proses Merelakan

Apa kabar?

Hampir sebulan waktu berjalan, disaat aku harus terbiasa tanpa hadirmu. Jujur aku lelah karena harus terus mengejar sedang kau semakin jauh. Sudah sampai mana kau berlari? Apakah kebahagiaan yang kau cari telah kau dapatkan? Aku harap kau bahagia dimanapun kau berada.

Perjalanan yang panjang ini memaksaku harus menahan sesak berulang kali, jika ini adalah sebuah penyakit mungkin saja aku sudah dalam keadaan kronis dan memintamu datang untuk bisa kulihat terakhir kalinya.

Bolehkah aku tetap menginginkanmu sampai titik jenuhku. Aku tau kau telah benar-benar pergi, meninggalkan segala harap yang pernah kita semogakan. Aku tau tak akan ada rasa rindu lagi yang aku harapkan datang darimu, meskipun aku masih tetap berdiri di poisisi yang sama.

Dari banyak proses yang aku jalani hingga detik ini satu yang tidak berubah, aku masih mengharapkanmu berbalik setelah kau renggangkan genggamanmu terakhir kalinya. Kau berbalik, tanpa bilang sebelumnya bahwa sebaiknya kita usai saja. Jika aku boleh merasakan sakitnya lagi kala itu aku seperti seseorang terserang stroke, terdiam setelah dengan tenang kau ucapkan kata pisah.

Tenang. Ya, itu kesanku terhadapmu saat kau mengatakan itu seperti kau sudah mengaturnya dari jauh-jauh hari dan mematangkannya dengan sangat, tanpa melibatkan aku didalamnya. Sesadar itukah kau kala itu? 

Kini lukaku belum juga sembuh, malah bertambah setelah aku tau ada seseorang lain yang menemanimu saat ini. Aku merasa jatuh sedalam-dalamnya, setelah kau akhiri segalanya kini aku harus menerima kenyataan bahwa kau sudah menggenggam yang lain. Semudah itukah bagimu mengubur semua cinta yang pernah kita tanam? Sekering apa hatimu hingga apa yang telah kita lakukan bersama selama menahun bisa hilang begitu saja. Atau sebenarnya dalam perjalanan kisah kita kau tidak benar-benar ada untukku? 

Setelah semua yang aku lalui sendiri, mencoba menyembuhkan luka ini sendiri, dan terus mencoba menyelamatkan sedikit demi sedikit hubungan yang telah aku sudahi tapi aku sadar, aku lupa pada diriku sendiri. Alih - alih ingin menyelamatkan kembali hubungan ini ternyata diriku yang butuh diselamatkan dari segala kekecewaan ini.

Kini, pergilah sejauh yang kau mau mencari kebahagiaan yang kau anggap hakiki. Aku sekarang masih tetap berada di posisi yang sama saat kita bertemu satu sama lain. Pulanglah secepat mungkin, karena aku tidak tahu kapan hatiku mulai tak menginginkanmu.




2018/10/14

Aku Ingin Bercerita

Jika kamu sedang membaca tulisan ini, aku sedang tidak dalam keadaan baik - baik saja. Hari ini adalah hari Minggu tanggal 14 Oktober 2018, pukul 17.44 wib. 
Aku sedang dimana? Di sebuah restoran fast food di Kota Bertuah.
Kutuliskan ini bukan untuk berbagi kesedihan atau kegundahan diriku tapi ku harap akan banyak pelajaran yang diperik dari hal ini. Aku tidak akan menjabarkannya secara gamblang, karena aku masih mengontrol diriku untuk menyimpan ini semua.

Semoga kamu yang membaca ini sedang dalam keadaan baik-baik saja dan tidak pusing karena ada masalah hidup.

Kejadian ini berawal dari Mei lalu, sebuah kesalaham bodoh yang aku lakukan, tentu saja kala itu aku tidak tidak  bodoh, malah merasa beruntung. Sedih memang, kenapa penyesalan selalu datang diakhir.

Aku tidak tau apakah ini memang sebuah takdir hidup atau bukan, tapi aku rasa bukan. Karena Allah tidak pernah memberikan jalan yang salah bagi umatNya. Kita sebagai manusia diberikan akal pikiran untuk bisa survive pada kehidupan yang diberikan Allah, bagaimana kita bisa menjalaninya tentu saja kita yang menentuoan seiring dengam bertambahnya umur dan dan pengetahuan kita.

Baik, kembali ke topik. Permasalahan di Mei tersebut masih berlarut hingga kini, sudah dan masih melakukan banyak cara agar permasalahan ini selesei tapi saat ini belum, aku masih dalam tah menyeleseikan masalah satu dan menimbulkan masalah lain. Banyak hal yang aku lihat dan pelajari terhadap permasalahan ini, beberapa diantaranya akan kujabarkan dan semoga bisa menjadi suatu hal yang dapat bermanfaat jika kamu membaca ini.

  1. Pikirkanlah dengan baik setiap keputusan yang kamu ambil dalam hidup kamu. Ketika kamu mengambil sebuah pilihan ataupun keputusan dalam hidupmu maka itu akan mempengaruhi hidupmu kedepannya, sekecil apapun itu pikirkanlah dengan matang. Karena akan sulit untuk menyeleseikannya nantinya daripada kita kita memikirkannya di awal.
  2. Selalu bersyukur dan beribadah. Hal ini sebenarnya poin penting ketika kita menjalani hidup. Bersyukur adalah salah satu cara kita mencukupi dan merasa cukup atas apa yang kita punya, tidak ingin memiliki apa yang orang lain miliki, hidup akan terasa lebih tenang dan enteng. Kemudian beribadah, ya setiap manusia dimuka bumi ini dan beragam agama memiliki kewajiban, yaitu IBADAH. Ibadah adalah bentuk rasa syukur dan cinta kita kepada Sang Pencipta. Seperti yang pernah kubaca, seburuk apapun kamu tetaplah menjaga ibadah. Ketika kita bersujud padaNya maka hati dan jiwa merasa kembali tentram padahal sebelumnya kita sedang risau atau gundah. Tetaplah menjaga itu, karena kekuatan ibadah sangat besar teruta bagi asupan jiwa kita.
  3. Berdoa. Poin ini selalu beriringan dengan yang dijelaskan diatas. Berdoa merupakan healing tersendiri dalam hidup, berdoalah secara terus - menerus, memohon ampun dan dimintakan selalu diluaskan kesabaran serta dimudahkan dalam menghadapi masalah. Saat ini, dalam posisi sekarang ini aku selalu melakukannya entah aku yakin akan dikabulkan atau tidak tapi aku percaya bahwa Dia mendengar. Mintalah, karena hanya padaNya kita boleh menggantungkan harap.
Baiklah sepertinya sekian dulu, jika sempat akan aku update hal lainnya.
Terimakasih sudah membaca, semoga kamu baik-baik saja 

2017/07/29

Haris, 2017


Let me tell you a story about Haris.

Haris Adami, berjenis kelamin laki-laki lahir pada 27 September 1995 berbintang Libra. Saat ini masih berkuliah di salah satu Kampus Negeri di Kota Pekanbaru.

Aku mengenalnya setahun silam dan kami memulai hubungan setelah sebulan dekat. Awalnya entah mengapa bisa mungkin saat itu karena hanya merasa nyaman dan ketika kami saling komunikai bahan obrolan kami sama. Sampai akhirnya kita memutuskan untuk menjalin hubungan sampai sekarang dan semoga juga sampai nanti.

Tulisan ini bukan seluruh tentangnya, tapi apa yang aku ceritakan ini adalah bagian hal yang takkan kulupakan untuk kuabadikan didalam bentuk tulisan.

Haris, seseorang yang bukan romantis dan perhatian dalam setiap waktunya tapi berhasil menjadi seseorang yang kurindukan setiap harinya. Entah apa magnet yang ada padanya, tapi begitulah dia begitu menyenangkan dan sederhana.

Dia tidak pernah meminta banyak hal padaku, tidak menuntut aku untuk harus jadi seperti apa dan tetap bersamaku saat-saat sulit dalam hidup. aku bahagia, tentu saja. Mungkin lebih jauh lebih bahagia dibanding kata bahagia sendiri. Bersamanya ada waktu yang aku tak ingin berjalan dengam cepat, bersamanya inginku banyak melakukan perjalanan sehingga akan banyak yang akan kukenang untuk cerita pengantar tidur, dan bersamanya aku bisa melupakan keresehanku. Begitulah ia tidak banyak bicara tapi mampu mendengarkan segalanya dengan baik.

Malam ini, malam diakhir bulan Juli tepatnya 29 Juli 2017. Aku dengannya baru saja bertemu untuk melepas rindu karena dari sebulan sebelumnya dan untuk sebulan kedepan kita tidak akan bertemu. Aku memandangnya lebih lama, entah mengapa tapi aku suka. Dalam hatiku aku berkata akankah dia tetap mengingatku dikala jauh? Kuharap dan kupercaya, tentu saja dia akan mengingatku.

Dikala jauh, tentu saja ada pikiran buruk aku terhadapnya semisal bagaimana disana ia dekat dengan perempuan lain. Tapi, aku tidak ingin selalu berburuk sangka terhadapnya karena bisa saja buruk sangkaku malah akan memicu keadaan menjadi sebenarnya.

Aku percaya Haris, seperti ia juga mempercayaiku. Aku tak ingin membuatnya terlalu banyak berpikir karena sifatku yang kadang kekanakkan karena sejatinya kami memang bukan anak-anak.

Bagiku, hubungan ini akan disayangkan sekali apabila harus berakhir hanya karena pikiran buruk masing-masing. Pernah, hampir saja berakhir tapi untungnya kami cepat menyadari dan memperbaiki. Sampai akhirnya aku sadar bahwa aku terlalu menuntut.

Sebagaimana layaknya sebuah hubungan, kedua pemerannya harus sama-sama berperan untuk keutuhan hubungannya. Begitupun aku terhadap hubungan ini, aku mencoba mengubah sikap burukku yang mungkin masih dia maklumi. Dan untuk keluasan hatimu memakluminya, terimakasih.

Banyak yang dapat kuuraikan, tapi untuk malam diakhir bulan Juli ini cukup ini saja yang aku ceritakan. Semoga kamu siapapun yang membaca dapat mengenal Haris, lelaki yang bersamaku setahun belakangan ini. Lelaki yang begitu aku sayangi. Dan semoga lelaki yang akan mendampingiku hingga kelak Tuhan memanggilku.

Dan teruntuk Haris yang aku spesialkan tulisan ini untukmu, terimakasih karena masih bersamaku dalam segala hal. Tetap seperti apa adanya dirimu karena cukup menjadi dirimu saja aku sudah jatuh cinta setiap kalinya.

Salam..

2017/07/16

Jalan - Jalan di RTH Putri Kaca Mayang


RTH merupakan singkatan dari Ruang Terbuka Hijau yaitu suatu bentuk pemanfaat lahan yang diperuntukkan untuk penghijauan tanaman (sumber: wikipedia)

RTH hampir sama seperti taman pada umumnya, ditempat ini bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi untuk keluarga bermain atau untuk para muda-mudi berkencan, atau bisa juga dijadikan untuk berbagai macam kegiatan, salah satunya RTH Putri Kaca Mayang.

RTH Putri Kaca Mayang terletak di Kota Pekanbaru persisnya di Jl. Sudirman yang berseberangan dengan Bank Indonesia. RTH ini berluas 1 ha yang terdiri dari beberapa spot yang menarik. Mulai dari tempat duduk seperti jamur, taman, jembatan, toilet, pos penjagaan, dan arena teater.

Tapi sayang, ketika pagi ini saya berkunjung kesana yang menjadi daya tarik pertama saya adalah sampah bertebaran dimana-mana padahal banyak tong sampah yang disebar ditempat ini. Sungguh disayangkan tempat yang seharusnya menjadi tempat cuci mata malah dirusak dengan kantong-kantong plastik dan bungku makanan serta minuman disetiap bagiannya. Padahal kalo kita sama-sama saling menjaga tempat ini akan menjadi salah satu spot favorit bagi orang-orang Pekanbaru.
Meskipun ada petugas kebersihan yang akan membersihkan tapi diri kita masing-masing pasti punya kewajiban untuk itu bukan.

"Kebersihan adalah sebagian dari iman". Berarti bagi kaum yang masih membuang sampah sembarangan tidak memiliki sebagian iman mereka. Ini merupakan hal kecil tapi akan menjadi bermakna apabila kita menyadari bahwa hal kecil ini sangat penting.

Jadi, teruntuk yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya jangan hanya menjadi penghancur apa yang sudah ada tapi mulailah menjadi orang-orang yang menjaga lingkungannya. Jika kaki berat melangkah ke tong sampah maka simpanlah sampah dalam tas dahulu. Tidak ada yang sulit dalam menjaga, kecuali kita benar-benar tidak peduli terhadap itu.

Oya waktu kunjungan terbaik kesini itu enaknya pagi kalo nggak senja sama malam. 

Semoga ini dapat sedikitnya menyadarkan bagi kaum tersebut.

2017/06/23

Lebaran Untuk Yang Belum Bekerja


Nggak kerasa hari ini adalah Ramadhan terakhir ditahun ini, semoga yang berpuasa diterima puasanya oleh Allah SWT dan sama-sama mendapatkan hari yang fitri pas lebaran nanti.

Tulisan gue kali ini yaitu tentang gimana rasanya berlebaran bagi kaum yang dalam masa belum mendapatkan pekerjaan (a.k.a pengangguran) kayak gue. Gue yakin ada beban moral tersendiri didalam hati kita karena belom bisa memberi padahal sudah waktunya.

Pastinya semua orang di dunia ini nggak ada yang pengen ngerasain masa-masa nganggur karena masa ini masa yang amat kritis apalagi ketika umur lo adalah umur yang harusnya sedang bekerja giat-giatnya untuk menata masa depan lo, tapi ya gitu lo masih aja nemuin kerjaan yang pas bahkan mungkin banyak dari kita yang nurunin standar kualitas agar bisa dapetin kerjaan secepat mungkin.

Hal ini gue rasain, setelah sempat bekerja awal tahun kemarin dan gue memutuskan untuk resign. Bekerja bukan melulu untuk mendapatkan gaji, bekerja bukanlah hal agat tiap harinya lo punya kegiatan, tapi bekerja adalah kehidupan yang lo jalanin dengan sepenuh hati. Ketika lo udah engga ngerasa nyaman sama kerjaan dan hanya bersifat keterpaksaan maka tinggalkanlah. Dan itu yang gue lakuin.

Dan akhirnya sekarang gue nganggur lagi dan ini lebaran pertama gue menjadi seorang pengangguran. Enak nggak sih apa biasa aja? Jujur bagi gue nggak enak. Karena belom ada yang bisa gue banggain ke orang tua gue, apalagi nanti kalo saudara-saudara pada nanya ke orang tua gue anaknya kerja dimana, gue yakin ada perasaan sedih bagi mereka dan ada perasaan kecewa di diri gue sebagai anak.

Sampai akhirnya lebaran tahun ini gue memilih nggak pulang, ada banyak hal yang harus gue perjuangin dulu sampai akhirnya kalo lebaran tahun depan gue udah bisa ngebanggain mereka.

Gue yakin bagi yang pada posisi gue sekarang merasakan hal yang sama, berlebaran tanpa kerjaan itu emang nggak enak, apalagi kalau ada saudara yang seumuran lo,  tetangga, atau siapapun udah mencapai titik karir kesuksesan dan lo masih gitu-gitu aja.

Tapi jangan sedih dan buat lo putus asa, karena gue yakin setiap orang punya tempatnya masing-masing asal kita masih survive untuk meraih apa yang menjadi keinginan kita. Bisa saja tahun ini kita seperti ini tapi niatkanlah tahun depan lo udah ada perubahan.

Pada dasarnya hidup emang bukan untuk mendengarkan penilaian orang lain terhadap kita tapi hidup adalah apa yang kita lakukan sehingga kita memiliki nilai dimata orang lain. Apapun yang dikatakan saudara, keluarga, tetangga, atau siapapun besok di hari lebaran janganlah membuat lo berkecil hati tapi jadiin motivasi, toh lebaran bukan ajang pamer-pamer diri tapi bagaimana kita meningkatkan kualitas diri untuk kehidupan selanjutnya.

Semoga hal ini sedikit bisa memotivasi kita semua termasuk gue. Never give up. Karena Tuhan nggak akan pernah sia-siain bagi hambaNya yang mau berusaha dan tetap berdoa.

Dan tulisan ini juga diperuntukkan bagi kita semua yang sedang berada pada fase kapan.
Kapan bekerja,  inget umur.
Kapan kelar kuliah, inget temen-temen seperjuangan udah pada kelar.
Kapan nikah, inget yang seumuran udah pada nikah.
Kapan punya anak, anak ini udah punya 2, 3 bla bla bla.
Dan kapan kapan kapan lainnya.

Pada sejatinya hidup bukan sesimple kelar kuliah, bekerja, mapan, menikah, punya anak. Tapi disela fase itu harus ada perjuangan yang bahkan ada orang malah menyerah ditengah jalan.

So, open your mind. Seenggaknya mari saling menghargain dan memotivasi.

Selamat berlebaran. Minan Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dabln Bathin. 

2017/06/02

Setahun Setelah Dinyatakan Lulus...

Hola.. gimana nih puasa nya? Semoga bisa lancar dan berkah ya sampai nanti Idul Fitri. Baiklah setelah terakhir menulis di blog ini adalah April lalu, sekarang gue mau cerita lagi tentang apa aja yang udah gue dapetin selama setahun ini setelah dinyatakan lulus.

Baiklah, untuk mengingatkan kembali gue Alhamdulillah di 2 Juni 2016 kemaren bisa menyelesaikan pendidikan gue di salah satu Universitas Swasta di Kota Padang.

So, apa aja yang udah gue dapetin dari 2 Juni 2016 - 2 Juni 2017 ini? Let's read.

Gue mengalami masa menganggur sampai Desember 2016, yup dari segala bentuk lowongan gue coba, mulai dari Bank, BUMN, Job Fair dan banyak lainnya. Gue masih inget awal pertama gue ngikutin tes pekerjaan yaitu BI lalu disambung PLN dan tes lainnya. Dan emang belom rezeki saat itu gue cuma stuck sampai di psikotest, it's oke gue nggak ngerasa berkecil hati karena seeenggaknya gue udah coba.

Masa-masa stagnan hidup gue,  nggak bisa kemana-mana karena gue nggak netap lagi di Kota Padang tapi tetep gue nikmatin segalanya. Saking menikmatinya berat badan gue nambah banyak hahaha.

Setelah hampit kurang lebih 5 buln dirumah gue memutuskan lebih tepatnya meminta ke orang tua untuk hijrah ke Kota Kelahiran gue, Pekanbaru. Dan tepat di 15 Desember 2016 kemarin gue hijrah kesini sampai sekarang.

Awal sampai Pekanbaru gue langsung tes Ombudsman tapi yang ini gue emang pesimis sih dari beribu yang daftar yang keterima hanya 5 orang hahaha, well itu bener gue nggak lulus. Akhirmya gue browsing di internet lewat situs loker-loker yang ada di kota ini. Gue sebar cv kesana kemari sampai akhirnya ada satu kesempatan buat gue.  Alhamdulillah.

Tepatnya, 25 Januari 2017 gue keterima disalah satu Cafe di kota ini dengan menduduki posisi Accounting. Gue excited karena Alhamdulillah kalo dikata itu nggak lama banget buat nganggur. Pengalaman gimana gue kerja udah gue tulis juga di blog ini, silahkan dibaca.

Sampai akhirnya gue bertahan dikerjaan gue cuma sampai 1 April 2017 dengan berbagai pertimbangan. Dan sampai sekarang di 2 Juni ini gue masih mencari.

Jadi apakah yang udah gue dapetin setahun setelah dinyatakan lulus? Perjalanan dan pengalaman. Yup, kedua itu banyak mengajarkan gue dan banyak memberikan hal yang baru buat gue. Intinya semuanya adalah bagaimana kita terus berusaha.

Jujur gue kadang suka iri sama temen-temen yang udah bisa hidup sendiri dari penghasilan mereka. Tapi gue yakin perjalanan orang itu beda-beda dan gue yakin Tuhan masih menginginkan gue terus berpetualang.

Beruntungnya gue punya orang-orang yang selalu support, tapi gue yakin mereka jauh lebih mengharapkan gue buat bekerja lebih cepat. Maka dari iti sebisa mungkin gue enggak kasih banyak beban ke mereka.

Now, i just try to enjoy. Gue nggak mau putus asa, gue nggak mau bilang kalo Tuhan nggak adil karena gue yakin perjalanan manusia semuanya udah adil dikasih Tuhan. Menikmati dan bersyukur adalah hal yang harus lo lakuim disaat lo mulai jenuh dengan kondisi yang ada (a.k.a seperti gue). Lakukanlah apa yang buat lo happy, gue misalnya lebih banyak coba belajar masak dan jalan ke perpustakaan, atau sekedar menikmati secangkir kopi.

Gue nggak tau kemana arah yang Tuhan kasih kedepannya, tapi gue adalah pemeran yang bisa menentukan kemana gue akan melangkah. Begitupun lo.

So, always be happy. Karena pekerjaan bukanlah sesuatu hal yang berasal dari rekrutan lalu mendapatkan imbalan setiap bulannya. Tapi pekerjaan adalah nelakukan apa yang lo senangu sehingga dapat menghasilkan. 

Keep trying and never give up.

2017/04/14

April Sendu

April. Tulisan ini didedikasikan untuk segala kesenduan yang beruntun terjadi dari awal bulan sampai pertengahan bulan ini. Tulisan ini juga didedikasikan untuk almarhumah nenek tercinta yang berpulang di tanggal 11 April 2017 dengan senyuman yang sangat indah. Serta untuk diriku sendiri yang kini sedang menikmati kesenduan.

Berawal dari 1 April, hari itu adalah hari momentum bagiku karena aku melepaskan hal yang sangat aku idamkan dari semenjak lulus kuliah, yaitu pekerjaan. Tepat di tanggal tersebut aku memutuskan berhenti karena banyak hal yang sudah tidak sejalan denganku (untuk cerita detail tentang ini akan kutulis nanti). Menyesalkah aku? Tidak. Ya, jauh dari sebelum aku ingin berhenti aku memang sudah sangat ingin berhenti. Melepaskan dengan berat bukan karena aku kehilangan pekerjaan tapi aku tidak bisa bersama dengan rekan-rekanku yang lain, dan jadilah hari itu hari perpisahanku dengan diiringi air mata.

Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan tapi harus terjadi. Sebagaimana Sang Pencipta telah mengaturnya dengan segala hal yang berpasang-pasangan. Ada yang datang ada pula yang pergi. Ada yang menetap ada yang meninggalkan. Dan itu semua menyangkut dengan kebaahagiaan dan kesedihan.

Setelah resign, aku menjalani semuanya seperti setelah aku baru lulus kuliah. Ya, kembali menjadi pengangguran. Sekali lagi, menyesalkah aku? Tidak. Kuisi hari-hari ku dengan banyak membaca buku agar pengangguranku lebih produktif. Kemudian aku terus melanjutkan hidup.

11 April 2017 tepat hari itu aku keluar seharian karena ingin mencoba peruntungan dengan mengantar lamaran pekerjaan. Pulang sudah lewat maghrib. Kulihat dirumah kakakku sedang menonton televisi dan nenek sedang tidur. Ah ya, nenekku sedang sakit kepala dari kemarinnya. Seperti biasa aku langsung masuk kamar lalu mandi. Tiduran, main hp. Seperti yang kulakukan setiap malam. Tepat pukul 10 lewatan nenekku mengeluh kepalanya sangat sakit. Sampai akhirnya tepat di pukul 10.30 Allah mengambilnya kembali dengan satu hentakan nafas dengan berucap "Lailla ha illallah". Seketika semua diam. Lalu pecahlah tangis. 11 April adalah hari paling sendu di 22 tahun aku hidup. Kehilangan sosok yang amat menyenangkan  kehilangan sosok yang amat disayangi, dan kehilangan sosok yang selalu menghargai.

Aku yakin beliau sudah di pangkuan sang ilahi terlihat jelas dari raut wajah yang sangat tenang kala itu. Ketika dikafani beliau layaknya bayi yang sangan kecil. Aku berharap ketika nanti kita di akhirat aku bisa kembali bersama nenek dan kedua orang tuaku. Selamat jalan Nek, setidaknya aku bahagia karena aku melihatmu begitu tenang Nek :').

14 April 2017, untuk hari ini aku akan mengutip sebuah arti dari surah Al-Insyirah ayat 6 "sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan". Mungkin ini adalah cobaan aku sebagai seorang kakak karena belum bisa mengajarkan adikku dengan benar tentang pengaruh sosial. Hingga pada akhirnya ada kabar buruk yang datang di hari itu, sebagai seorang kakak yang belum bekerja itu sangat menamparku sampai akhirnya kucoba seleseikan masalah adikku dengan berbagai cara. Alhamdulillah Allah memberikan jalan dan kesempatan. Pesanku dik, berbaiklah jangan mengikuti arus karna jika kau tak oandai berenang kau akan hanyut dan hilang.

Itulah yang terjadi, entah bagaimana sisa April ini akan dijalani yang jelas aku selalu berharap semua orang selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia. Untuk segala kesenduan mari dinikmati bukan untuk dilaruti. Semoga kita selalu berbahagia

Salam.

2017/03/30

365

Tulisan ini aku dedikasikan untuk seseorang yang mungkin saat membaca ini masih kesal kepadaku karna aku terlalu banyak macam hari ini. Semoga kamu selalu diberi kesabaran.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil.. 
Ada yang mati ketakutan tadi dibelakangmu, dia sengaja tak mendekap pinggangmu seperti biasa karena ada kedinginan disana.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil...
Ada yang begitu nyaman tadi di dalam dekapanmu, sesekali mencuri-curi untuk menghirup aromamu.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil...
Ada yang diam-diam berdoa dalam hatinya, berharap dia dapat memilikimu selamanya.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil...
Teruntukmu, kukirimkan hal yang tak bagus ini untuk sedikit meluruhkan rasa kesalmu padaku. ini hari baik kita. Semoga hal yang tak senang tak melarut dan hal yang senang selalu menetap.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil...
Aku mencintaimu, melebihi Sukab kepada Alina.

2017/02/16

Perihal Menunggu (Pekerjaan)


Tulisan ini adalah tulisan nazar, dimana gue bernazar kalau nanti udah dapet kerjaan gue bakalan nulis gimana up and down nya gue sebagai job seeker dan akhirnya dapet kerjaan. Semoga tulisan ini sedikitnya dapat mencerahkan atau menguatkan teman-teman semua yang baca ya (kalaupun engga juga gapapa 😁). Hanya ingin berbagi dan menunaikan nazar.

Sedikit cerita lagi ya atau buat yang belum tau aja, gue diwisuda pada bulan agustus 2016 setelah melewati banyak perjuangan dalam menyeleseikan skripsi akhirnya gue bisa wisuda juga tepat pada waktunya. Setelah wisuda otomatis gue nggak lagi milikin status, alias pengangguran. Itu nggak terlalu baik dan nggak juga terlalu buruk sebenernya asalkan kita isi waktu luang kita dengan hal yang produktif.

Selama di bulan agustus sampai september gue masih ngerasa jadi mahasiswa karena kerjaannya bolak-balik kampus ngurusin ijazah, dan hal lainnya. Tapi bukan berarti gue lupa sama status gue, karena pada saat yang sama juga gue ngelamar kerjaan kesana-kemari.

Kerjaan yang gue lamar pertama kali adalah di Bank Indonesia. Wow, sebagai seorang fresh graduated gue langsung ambil BI, pesimis sih haha tapi apa salahnya buat mencoba duluan manatau beruntung. Well, sampai akhirnya pengumuman seleksi administrasi diumumkan dan alhamdulillah kala itu gue lulus diantara banyak yang gugur. Beberapa hari kemudian dilakukanlah tes psikotest, well sebagai seorang yang baru gue ngerasa lancar aja ngerjainnya tapi waktunya amat-amat singkat. Dan gue yakin disana kalau gue nggak akan lulus. Dan terbukti haha.

Setelah nggak lulus, disana gue pun mencari peruntungan di tempat lain semua yang buka gue coba, dari yang gede samapai yang kecil. Semisal, PLN dan KPK keduanya gue berhenti di psikotest saja. Selanjutnya nyari peruntungan lewat job fair, sebar lamaran dan beberapa di follow up, ya balik lagi hanya berhenti sampai di psikotest saja.

Hampir kurang lebih 3 bulan gue ngelakuin usaha itu, bolak-balik Lubuk Basung-Padang tapi hasilnya gue selalu kasih kabar ke orang tua gue kalau gue belom berhasil. Sedih? pasti. Karena tentunya kita sebagai anak keinginan terbesar adalah bagaimana bisa membahagiakan orang tua secepat mungkin dan mereka tidak perlu menafkahi kita lagi. Tapi apa mau dikata, kala itu rezeki itu belum juga nampak.

Agustus - Oktober gue bergerilya, sampai datanglah titik jenuh dimana gue beepikir bahwa gue nggak boleh harus terus-terusan begini. Tapi gimana, apa yang harus gue lakuin. Sampai akhirnya pada titik dimana kalau saat itu gue jauh dari Tuhan. Ya, manusia memang ketika susah baru ingat Tuhan, tapi gue yakin Tuhan masih mengasihani hambaNya jika hambaNya benar-benar meminta dan memohon.

Selama bulan November gue dirumah, gue termasuk tipe orang yang bosenan karena pas diwaltu kuliah gue banyak isi kegiatan disetiap harinya, dan sekarang tiba-tiba monoton gue bener-bener ngerasa buntu. Berat badan naik. Dan ya, kerjaan gue cuma bangun, bantu beres rumah, nonton tipi, tidur, makan, begitu seterusnya.

Sampai akhirnya gue bilang keinginan gue ke nyokap kalau gue mau merantau, ya seperti kata pepatah nggak satu jalan ke roma selagi kita usaha pasti ada hasil. Sampai akhirnya waktu itu gue ngelamar di Ombudsman RI san ambil lokasi tes di Pekanbaru, dengan secerca harapan itulah akhirnya gue ke Pekanbaru tepatnya pada tanggal 15 Desember 2016.

Sesampainya di Pekanbaru, sebagai niat awal mengikuti tes Ombudsman gue pun melakukan tes tersebut, apa mau dikata lagi-lagi gue hanya stuck di psikotest. Gue nggak mau nyerah dan pulang lagi gitu aja, akhirnya lewat situs-situs loker khusus Riau gue pun sebar lamaran kesana - kemari. Satu, dua tak ada panggilan, beberapa juga ada sampai interview tapi nggak lagi dikabari. Pernah juga ngelamar di salah satu asuransi dan diundang interview eh nggak taunya malah semacam MLM 😌.

Gue nyerah, selain karena belum juga dapet kerjaan gue kangen rumah, kangen berat. Tiap malem kadang nangis aja, kok gini banget nasib gue. Dengan segala kejenuhan yang ada dalam mencari kerjaan gue tetep nyari, sampai akhirnya salah satu coffee shop buka lowongam di bidang accounting, karena gue tamatan studi ini gue pun nyoba.

Gue dipanggil buat interview dan akan diumumin 10 hari kemudian. Gue bersabar dan berharap. Sampai akhirnya hari kesepuluh gue nggak juga dikabari. Dengan yakin saat itu bahwa gue lagi-lagi nggak lolos. Tapi, kita emang nggak tahu cara Tuhan bekerja, 3 hari setelah itu gue dapet sms kalau gue kembali dipanggil buat interview kedua, yang mana disana gue yakin kalau gue diterima karena rekan-rekan gue pas interview awal nggak ada. Alhamdulillah, gue bersyukur.

Dan tepat di hari ini, kontrak gue berjalan. Atas kenikmatan dan segala perjalanan gue mengucapkan syukur yang tiada hentinya kepada Allah karena udah kasih gue kesempatan. Dan pastinya kepada kedua orang tua gue dan semua yang sayang sama gue.

Antara menganggur sampai mendapatkan pekerjaan menurut gue adalah suatu perjalanan, perjalanan dimana kita bisa memperbaiki diri jauh lebih baik lagi, gimana kita bisa intropeksi diri terhadap diri kita sendiri, gimana kita bisa belajar kesabaran, dan banyak lainnya yang gue yakin kita akan jadi orang yang jauh lebih baik kedepannya.

Galau karena menganggur itu tak masalah tapi akan jadi masalah kalau kita berputus asa dan tak lagi ingin mencari. Setidaknya jangan berhenti, usahalah mesti itu hanya satu. Dan jangan lupa untuk berdoa, berserah diri pada Sang Pencipta karena hanya Dia yang akan membukakkan pintu rezeki pada setiap hambaNya.

Teruntuk yang masih memiliki kegalauan yang sama seperti aku di masaku kala itu, yakinlah bahwa Tuhan memiliki tempat terbaik untuk kita dalam mencari rezeki.

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...